TRAGEDI KOS I

Aku bukan seorang sikolog atau pakar semacam nya. Hanya terjadi beberapa kejadian yang tentunya tidak menyenangkan di hari ini. Dia yang merasa di usir dari tempatnya singgah. Dia yang merasa kami orang di sekitarnya yang menimbulkan ancaman baginya karena kami jahat. Dia bukan siapa-siapa, Dia hanya seseorang yang sudah kami anggap sebagai keluarga kami. Tiba - tiba berdalih kami adalah penyebab ketidak nyamanan dan mengusik ketetramannya di kos (sebuah keluarga kecil kami yang baru 1 th ini membuat kami terikat dalam ikatan kata KELUARGA). Miris sekali ketika permasalahan sepele menimbulkan perginya salah satu anggota keluarga.

Entah mengapa di awal perkataan saya tidak merasa bersalah atau bahkan menyesal dengan perkataan saya, hanya begitu saja terlontar kata- kata pedas dengan niatan harapan membangun untuk sahabat. Dan mungkin Dia tidak menangkap dengan jelas apa yang saya ucapkan sehingga Dia memilih untuk mengemas pakaiannya di kopornya dan melenggang denggan sombongnya dengan meniggalkan bekas di hati keluarga yang ditinggalkan dengan secuil ucapan tak karuan yang tak sepantasnya ia katakan sebagai seorang calon sarjana.

Disini di petik beberapa pelajaran mengenai keluarga atau sahabat

- Dia tidak cukup pintar untuk menangkap maksud baik kami.
- Dia terlalu sombong untuk menatap dan berbincang mengenai salah saya dan salahnya.

- kita salah mengganggapnya sebagai keluarga kita

- kita terlalu perduli terhadapnya
- Dia benar- benar tidak mempunyai bakat menyimak ucapan masukan
- karakternya tidak terasah sempurna, lemah, kekanak - kanakan.
- bukan orang berpendidikan yang harus di hormati bahakan sedikitpun TIDAK

Banyak pelajaran hidup yang kemudian bisa saya dapatkan dalam waktu dekat ini ternyata menjadi pribadi kuat tidak selalu berjalan dengan mudah. banyak hambatan bahkan resiko untuk di benci.

Satu hal yang perlu di ingat :

" Saya tidak pernah takut untuk dinilai buruk dan saya tidak takut di benci karena keputusan yang saya pilih dan saya jalani selama saya tidak melewati batas-batas hak orang lain ".

Keluarga kecil ku di sini hari ini saling membuka diri satu sama lain saling terbuka dan kami berdoa semoga Dia yang pergi akan berhasil sesuai dengan cita-citanya hanya satu yang harus di ingat Dia benar - benar orang yang tidak beruntung dan merugi telah salah menilai kami. Belum tentu mereka di luar benar - benar memahaminya seperti kami memahami Anda. Mereka yang sayang tidak akan menampakan topeng dengan kilauan emas bertahtahkan berlian atau batu ruby tapi wajah apa adanya dengan ucapan yang apa adanya pula. PERLU DI INGAT SOBAT